Skip to main content

Sepucuk Surat Dari Ibu Yang Menciptakan Anaknya Menangis.


Hai...Masyarakat Tumbuh Mulia, semoga tetap sehat ya. Pada kesempatan ini, saya akan membuatkan kisah murung supaya menjadi wangsit khususnya bagi kita yang masih manja kepada orang tua. Jadi, sudah saatnya untuk berubah. JANGAN MANJA TERUS YAA. Selamat membaca.

SEPUCUK SURAT DARI IBU

Di sebuah desa terpencil, ada seorang ibu yang penuh kasih pergi ke kota besar, setelah kembali ke rumah dirinya berubah total dari sebelumnya. Semula ibu ini sangat menyayangi puterinya, tak peduli seberapa larut pun anaknya pulang rumah, ia akan menunggu untuk membuatkan makanan yummy dan diantarkan ke hadapan anaknya. 

Akan tetapi semenjak pulang dari kota besar, sang ibu berubah dan tidak mau lagi mengurus anaknya, biar pun anaknya pulang sangat larut malam, sang ibu tidak pernah mengindahkannya, bahkan tidak memasak lagi di rumah. Ketika sang anak merasa lapar dan memberitahukan pada sang ibu, ia hanya menjawab dengan nada dingin: “Kamu sudah besar, apakah masih belum sanggup masak sendiri?”

Dari itu, sang anak berpikir bahwa sang ibu tidak sayang padanya lagi, kemudian timbul perasaan tidak senang dan benci pada sang ibu, ia mulai mencuci pakaian sendiri, menata kamar sendiri, ketika lapar memasak sendiri, semua urusan harus dikerjakan sendiri, alasannya yakni biar pun dirinya merasa lelah, haus, lapar atau mengantuk, sang ibu tidak pernah memperdulikannya. Dalam hati ia beranggapan kalau sang ibu sudah tiada.

Tak seberapa usang kemudian, sang ibu pun meninggal dunia, selama selang waktu ini, sang anak sudah jauh hubungannya dengan sang ibu, bahkan bersikap hirau taacuh dan seakan bermusuhan, sehingga janjkematian ibunya tidak membawa imbas kesedihan sama sekali pada dirinya.

Selanjutnya ayahnya kawin kembali, setelah ibu tirinya tinggal di rumah mereka, ia merasa ibu tirinya sangat baik padanya, paling tidak masih menyisakan sedikit lauk dan nasi baginya, setelah lelah seharian tidak perlu memasak sendiri, jadi kekerabatan dengan ibu tirinya masih terhitung cukup harmonis.

Sang anak berguru dengan keras dan kesannya berhasil dalam ujian masuk perguruan tinggi tinggi. Akan tetapi dikarenakan kondisi ekonomi keluarga tidak baik, maka ia tidak ada dana untuk membayar uang kuliah, ketika sedang diliputi kecemasan, ayahnya menyerahkan sebuah kotak kecil kepadanya dan memberitahukan kalau sebelum ibunya meninggal dunia ada berpesan supaya pada ketika menemui kondisi paling sulit, gres boleh menyerahkan kotak ini kepadanya.

Sang anak mendapatkan kotak ini dari ayahnya, ketika dibuka ternyata di dalamnya ada setumpuk uang dengan selembar surat di sampingnya.

Dalam surat tersebut tertulis pesan ibunya:

Anakku, kali itu ketika ibu pergi ke kota, bekerjsama ibu pergi memeriksakan kesehatan tubuh, setelah dilakukan pemeriksaan, barulah ibu tahu kalau ibu terkena kanker dan sudah stadium akhir, ketika itu ibu hampir-hampir tidak sanggup bangkit lagi. Ibu bukan khawatir akan diri ibu, akan tetapi ibu khawatir akan dirimu. Ibu berpikir bila ibu sudah tiada, bagaimana dengan dirimu nanti? Kamu masih kecil, bagaimana kau sanggup melanjutkan hidup? Bagaimana menghadapi masa depanmu?

Dari itu, sepulangnya ibu ke rumah, ibu bersikap hirau taacuh kepadamu dan ingin kau mengerjakan sendiri semuanya, juga tidak peduli lagi padamu supaya kau membenci ibu, dengan demikian setelah ibu sudah tidak ada di dunia ini lagi nanti, kau tidak akan diliputi dengan kesedihan.

Anakku, walau ibu tidak pernah bertanya padamu, namun di dalam hati ibu bekerjsama tetap mengkhawatirkan dirimu, setiap kali kau pulang larut malam, walau ibu tidak membuka pintu untuk melihat dirimu, namun ibu tetap menunggumu pulang. Ketika kau pulang dengan badan lelah dan perut lapar, ibu membiarkanmu masak sendiri, alasannya yakni ibu berharap setelah ibu tiada nanti, kau sanggup menjaga diri. Dulu ibu mengerjakan semuanya untukmu, namun setelah ibu tiada nanti, siapa lagi yang akan menjagamu? Segala sesuatu di kemudian hari harus bergantung pada dirimu sendiri.

Ibu berlaku jelek padamu, bahkan tidak memasakkan nasi untukmu dan semua pekerjaan harus kau lakukan sendiri, maka dengan demikian ketika nanti ayahmu kawin kembali, kau akan berpikir bahwa ibu gres akan lebih baik dari ibu, sehingga kalian akan sanggup bekerjasama dengan baik dan hari-harimu akan lebih gampang dilalui.

Dalam kotak ini ada uang 5000 dolar yang diberikan nenek kepada ibu,  bekerjsama ini yakni uang berobat ibu, namun ibu tidak rela menggunakannya, ibu tinggalkan untukmu dengan impian ketika nanti kau masuk perguruan tinggi tinggi dan membutuhkan uang, kau sanggup menggunakannya. Sekarang, ibu meminta santunan ayah untuk menyampaikannya kepadamu.

Air mata segera mengaburkan mata sang anak, juga mengaburkan sepasang mata kita yang membaca kisah ini, kasih ibu terhadap anak sungguh tanpa pamrih dan penuh nalar budi, mana mungkin ada ibu yang tidak menyayangi anaknya? Ketika ia harus menahan perhatian dan kasih dalam hatinya kepada anak, harus berusaha keras untuk memberikan wajah hirau taacuh kepada anaknya, saya sungguh sulit membayangkan, betapa menderitanya perasaan ibu ketika itu, namun demi perkembangan anak yang lebih baik dan kehidupan anak yang lebih berbahagia di masa mendatang, ibu rela mendapatkan segala kesedihan, bahkan tidak menyesal untuk membiarkan sang anak salah paham terhadapnya.

Demikian, semoga menjadi wangsit bagi kita.

Sumber https://dapurmamafariz.blogspot.com/
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar